
Perbedaan adalah anugrah, pepatah lama mengatakan seperti itu. Perbedaan anak dan orangtua dalam menilai suatu hal adalah anugrah yang harusnya patut untuk disyukuri. Seseorang yang dimabuk cinta pada umumnya kurang bisa bersikap obyektif. Yang ada pada kekasihnya hanyalah apa yang tampak di matanya. Hanya baik, manis dan indah saja. Padahal tentu saja tiap orang memiliki banyak sisi, tidak hanya baiknya saja. Peran orangtua tentunya adalah untuk menjadi penyeimbang dari keadaan anaknya yang sedang jatuh cinta ini. Orangtua harusnya bisa menjadi penengah dari keinginan anaknya untuk mendapatkan cinta sejati, menjalin hubungan dengan lawan jenis hingga ke jenjang pernikahan. Hal ini dilakukan supaya tidak salah pilih.
1. Tanyakan sebab orangtua tidak menyetujui.
Dengan suasana yang santai dan akrab, tanyakan kepada orangtua kamu kenapa mereka tidak menyetujui kamu berhubungan dengan orang yang kamu sayangi itu. Gunakan selalu kalimat-kalimat yang sopan dengan nada yang baik. Es di kutub utara tidak akan bisa mencair dengan cepat, karang di pantai juga tidak bisa hancur cepat, semuanya butuh proses. Dengan kelembutan sikapmu, orangtuamu mungkin akan mengungkapkan apa yang menjadi keberatan mereka tanpa khawatir kamu marah dan tersinggung. Seandainya ada dalam percakapan tersebut orangtua menyebut pasangan pilihanmu itu tidak baik dalam suatu hal, jangan membela diri dulu. Sesi ini bukan untuk pembelaan diri, namun mencari informasi. Kalo perlu catat saja semuanya.
Dengan suasana yang santai dan akrab, tanyakan kepada orangtua kamu kenapa mereka tidak menyetujui kamu berhubungan dengan orang yang kamu sayangi itu. Gunakan selalu kalimat-kalimat yang sopan dengan nada yang baik. Es di kutub utara tidak akan bisa mencair dengan cepat, karang di pantai juga tidak bisa hancur cepat, semuanya butuh proses. Dengan kelembutan sikapmu, orangtuamu mungkin akan mengungkapkan apa yang menjadi keberatan mereka tanpa khawatir kamu marah dan tersinggung. Seandainya ada dalam percakapan tersebut orangtua menyebut pasangan pilihanmu itu tidak baik dalam suatu hal, jangan membela diri dulu. Sesi ini bukan untuk pembelaan diri, namun mencari informasi. Kalo perlu catat saja semuanya.
2. Carilah fakta-fakta yang obyektif.
Tanyakan kepada pasanganmu, apakah pandangan orangtuamu kepada dia benar adanya atau asumsi yang tanpa bukti. Umumnya pasangan kamu akan menyangkal, namun tidak perlu berdebat panjang dengannya. Carilah fakta-fakta di tempat lain. Misal dari pengamatan akan kelakuannya, kesaksian sahabatnya atau orang lain. Kumpulkan sebanyak mungkin sehingga informasi yang kamu terima tidak dari satu pihak. Informasi yang hanya dari satu arah lebih sering menyesatkan.
Tanyakan kepada pasanganmu, apakah pandangan orangtuamu kepada dia benar adanya atau asumsi yang tanpa bukti. Umumnya pasangan kamu akan menyangkal, namun tidak perlu berdebat panjang dengannya. Carilah fakta-fakta di tempat lain. Misal dari pengamatan akan kelakuannya, kesaksian sahabatnya atau orang lain. Kumpulkan sebanyak mungkin sehingga informasi yang kamu terima tidak dari satu pihak. Informasi yang hanya dari satu arah lebih sering menyesatkan.
3. Perbaikilah apa yang bisa diperbaiki.
Misalnya jika kamu cewek dan orangtua kamu tidak setuju kamu pacaran dengan cowok yang kamu cinta karena tidak bekerja, dorong pacarmu itu untuk mencari pekerjaan. Jika karena penampilannya yang arogan, tidak rapi dan menimbulkan kesan berandalan, cobalah meminta kepadanya untuk berubah. Jika seorang pria memang serius ingin menjalin hubungan denganmu hingga ke jenjang pernikahan, dia pasti mau merubah segala hal yang negatif dalam dirinya menjadi positif. Lagipula kalau dipikir-pikir, itu semua adalah untuk dirinya sendiri dan masa depan kalian berdua.
Misalnya jika kamu cewek dan orangtua kamu tidak setuju kamu pacaran dengan cowok yang kamu cinta karena tidak bekerja, dorong pacarmu itu untuk mencari pekerjaan. Jika karena penampilannya yang arogan, tidak rapi dan menimbulkan kesan berandalan, cobalah meminta kepadanya untuk berubah. Jika seorang pria memang serius ingin menjalin hubungan denganmu hingga ke jenjang pernikahan, dia pasti mau merubah segala hal yang negatif dalam dirinya menjadi positif. Lagipula kalau dipikir-pikir, itu semua adalah untuk dirinya sendiri dan masa depan kalian berdua.
Setelah kamu merasa
bahwa alasan ketidaksetujuan orangtuamu terhadap pasangan yang kamu
pilih sudah teratasi, kamu bisa mulai mendekatkan lagi pasangan kamu itu
dengan orangtua kamu. Dorong pacar kamu untuk bersikap lebih sabar
dalam menghadapi orangtuamu. Kesabaran dan kebaikan budi pasti akan
membuahkan hasil. Apalagi jika orangtua kamu dihadapkan pada fakta bahwa
alasan keberatan yang mereka kemukakan sudah tidak ada lagi. Trik ini
manjur untuk sebagian besar orangtua. Selamat berjuang! (AM)